Angka 9
Angka lain yang dipandang membawa
hoki adalah 9. Kepercayaan akan tuah
angka 9 banyak dianut masyarakat
Indonesia. Coba saja perhatikan label-
label harga pada pasar swalayan,
perkulakan, dan sejenisnya. Boleh
dikatakan, mereka tidak pernah
memasang harga bulat, misalnya Rp
100.000. Agar terkesan murah, justru
mereka mencantumkannya dengan Rp
99.900. Yang lebih istimewa, banyak
pula yang melabeli barang dengan Rp
99.990. Deretan angka 9 seperti inilah
yang dianggap membawa hoki.
Logikanya, dengan membayar Rp
100.000, si pembeli tidak mungkin
meminta uang kembalian Rp 100 atau
Rp 10. Bila diakumulasi selama
setahun, misalnya, maka jumlah
“tabungan” si penjual menjadi banyak.
Ini tentu berkat hoki angka 9 itu.
Dalam astrologi Tiongkok, angka 9
yang merupakan angka tertinggi dari
bilangan asli juga dianggap mewakili
kemakmuran yang terus berlangsung
sampai ke masa yang akan datang.
Angka 9 juga menyimbolkan
kesempurnaan langit dan bumi. Ini
karena angka berapa pun yang
dikalikan dengan 9, hasil akhirnya (jika
dijadikan satu digit) tetap 9.
Perhatikan saja bilangan berikut: 6 x 9
= 54 (5 + 4 = 9) atau 127 x 9 = 1143
(1 + 1 + 4 + 3 = 9).
Begitu pun sederetan angka yang banyak: 354.276 x 9 = 3.188.484 (3 + 1 + 8 + 8 + 4 + 4
= 36, lalu 3 + 6 = 9).
Dalam dialek Hokkian, 9 disebut kau.
Bunyi kau mirip kao dalam bahasa
Mandarin yang berarti “tinggi”.
Dengan demikian orang
mengharapkan rezeki tinggi dari
angka ini. Di negara kita, angka 9
dianggap keramat oleh masyarakat
Bali dan Islam. Ini tergambar dari
adanya istilah nawahsanga, yaitu 8
dewa penjuru mata angin ditambah 1
dewa di pusat serta walisanga atau
wali sembilan.
Angka 9 pun selalu dikaitkan dengan
lubang kehidupan yang ada pada tubuh
manusia, yakni mata (ada 2), telinga
(2), lubang hidung (2), mulut (1),
dubur (1), dan alat kelamin (1).
Angka lain yang dipandang membawa
hoki adalah 9. Kepercayaan akan tuah
angka 9 banyak dianut masyarakat
Indonesia. Coba saja perhatikan label-
label harga pada pasar swalayan,
perkulakan, dan sejenisnya. Boleh
dikatakan, mereka tidak pernah
memasang harga bulat, misalnya Rp
100.000. Agar terkesan murah, justru
mereka mencantumkannya dengan Rp
99.900. Yang lebih istimewa, banyak
pula yang melabeli barang dengan Rp
99.990. Deretan angka 9 seperti inilah
yang dianggap membawa hoki.
Logikanya, dengan membayar Rp
100.000, si pembeli tidak mungkin
meminta uang kembalian Rp 100 atau
Rp 10. Bila diakumulasi selama
setahun, misalnya, maka jumlah
“tabungan” si penjual menjadi banyak.
Ini tentu berkat hoki angka 9 itu.
Dalam astrologi Tiongkok, angka 9
yang merupakan angka tertinggi dari
bilangan asli juga dianggap mewakili
kemakmuran yang terus berlangsung
sampai ke masa yang akan datang.
Angka 9 juga menyimbolkan
kesempurnaan langit dan bumi. Ini
karena angka berapa pun yang
dikalikan dengan 9, hasil akhirnya (jika
dijadikan satu digit) tetap 9.
Perhatikan saja bilangan berikut: 6 x 9
= 54 (5 + 4 = 9) atau 127 x 9 = 1143
(1 + 1 + 4 + 3 = 9).
Begitu pun sederetan angka yang banyak: 354.276 x 9 = 3.188.484 (3 + 1 + 8 + 8 + 4 + 4
= 36, lalu 3 + 6 = 9).
Dalam dialek Hokkian, 9 disebut kau.
Bunyi kau mirip kao dalam bahasa
Mandarin yang berarti “tinggi”.
Dengan demikian orang
mengharapkan rezeki tinggi dari
angka ini. Di negara kita, angka 9
dianggap keramat oleh masyarakat
Bali dan Islam. Ini tergambar dari
adanya istilah nawahsanga, yaitu 8
dewa penjuru mata angin ditambah 1
dewa di pusat serta walisanga atau
wali sembilan.
Angka 9 pun selalu dikaitkan dengan
lubang kehidupan yang ada pada tubuh
manusia, yakni mata (ada 2), telinga
(2), lubang hidung (2), mulut (1),
dubur (1), dan alat kelamin (1).